Tengu (天狗, Tengu) adalah
makhluk dalam legenda Jepang. Salah satu Kami penunggu gunung, atau
yōkai yang erat hubungannya dengan burung elang atau gagak. Pakaiannya
mirip dengan pakaian pendeta yamabushi yang menempa diri di hutan dan
gunung. Tengu memiliki hidung yang panjang, wajahnya merah, memiliki
sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang.
Tengu bisa terbang bebas di
angkasa sambil membawa tongkat yang disebut kongōzue, pedang besar
(tachi), dan kipas berbentuk daun (hauchiwa). Pekerjaannya menghalangi
orang yang ingin mendalami agama Buddha.[1] Nama lainnya adalah
Gehō-sama (外法様, tuan sihir?). Dalam bahasa Jepang dikenal ungkapan Tengu
ni naru yang berarti “sangat bangga dengan diri sendiri”. Ungkapan ini
kemungkinan berasal dari ungkapan “hana ga takai” (hidungnya tinggi).
Asal-usul
Tengu berhidung panjang seperti
dikenal orang zaman sekarang merupakan hasil penggambaran orang pada
abad pertengahan. Dalam cerita Konjaku Monogatari-shū, tengu digambarkan
bisa berlari di udara, dan sebagai hantu berbentuk burung rajawali yang
membuat orang kerasukan. Penggambaran tersebut diperkirakan mengambil
model dari hantu Temma dalam konsep agama Buddha yang digambarkan
berbadan manusia dan memiliki sepasang sayap.
Model awal tengu kemungkinan
berubah pada paruh pertama zaman Muromachi. Dalam kumpulan cerita rakyat
Otogizōshi terdapat cerita Tengu no Dairi (Istana Tengu) yang tokoh
utamanya bernama Kurama Tengu. Selain itu, Ushiwakamaru dikabarkan
menerima pelajaran seni pedang dari Tengu di Kuil Kurama. Dalam Hikayat
Heike, tengu digambarkan seperti “Manusia tapi tidak seperti manusia,
burung tapi tidak seperti burung, anjing tapi tidak seperti anjing,
tangan dan kakinya seperti tangan dan kaki manusia, wajahnya seperti
anjing, memiliki sayap di kanan kiri, dan bisa terbang.”
|
TENGU |
More about → TENGU